Obrolan soal kemanusiaan yg siap menemanimu di perjalanan atau saat-saat kamu membutuhkan teman. Untuk berbagai kebutuhan kunjungi akun Instagram/Twitter @aksikamisan ya :)
1 Oktober 2022 akan selalu diingat warga dunia sebagai tanggal dari terjadinya satu tragedi kemanusiaan berupa pembantaian kelompok pendukung Arema Malang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Ekspresi penonton turun ke lapangan selepas ditiupnya peluit panjang dimaknai sebagai suatu kejahatan oleh Kepolisian. Upaya sejumlah orang untuk menghampiri dan menyemangati pemain dan tim pelatih Arema direspons dengan upaya penyerangan. Pemukulan, pengeroyokan hingga penembakan gas air mata dikerahkan. Kekerasan juga tak hanya dilakukan Anggota Kepolisian, tapi juga oleh Anggota TNI dI lapangan. Parahnya, gas air mata juga diarahkan ke tribun penonton yang juga terjebak sebab sejumlah pintu keluar stadion terkunci. Gas air mata yang memiliki pengaruh buruk bagi kesiagaan dan kesehatan penghirupnya menghasilkan rasa panik sehingga para penonton berdesakan dan sekurang-kurangnya 125 orang meregang nyawa. Gas air mata dan kekerasan polisi yang tak sepatutnya ada di lapangan sepakbola menyebabkan duka yang mendalam bagi kita semua. Dari peristiwa ini, apa saja yang perlu kita catat, ingat & rawat?. Simak #MudahMudaHAM bersama Hussein Ahmad (Peneliti Imparsial) yang juga aktif dalam dunia penonton bola di Indonesia. Hidup Korban! Jangan Diam! LAWAN!!!
Periode Presiden ditambah. Waktu Pemilu ditunda. Pelaksanaan janji-janji hanya omong kosong belaka. Semua kebohongan dan kemunduran dari janji penuntasan pelanggaran HAM berat oleh Presiden Joko Widodo akan kita catat. Menjadi contoh buruk dari kekuasaan yang tak berpihak terhadap rakyat.
Simak obrolan bersama Usep Hasan Sadikin (Program Officer Perludem -Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi- dan Mahasiswa STH Indonesia Jentera) yang menjelaskan anehnya argumen dari wacana 3 periode Presiden, penundaan pemilu sekaligus bertambahnya masa kekuasaan Presiden Jokowi hingga isu-isu kepemiluan serta politik yang harus bersama-sama kita jadikan bahan untuk bergerak.
Perludem bersama sejumlah organisasi masyarakat sipil menggagas Koalisi Tolak Penundaan Pemilu 2021 yang membuat petisi daring dan bisa diakses di https://www.change.org/tolakpenundaanpemilu2024- Untuk informasi seputar kepemiluan sila kunjungi https://perludem.org/ dan https://rumahpemilu.org/
Sampaikan pertanyaan, kritik, saran dan atensimu mengenai #MudahMudaHAM dan Aksi Kamisan ke Instagram dan Twitter di akun @aksikamisan.
Hidup Korban!
Jangan Diam!
LAWAN!!!
Pada 12 Mei 2020, Maria Catarina Sumarsih (Ibunda Alm. Wawan Korban Tragedi Semanggi I) dan Ho Kim Ngo (Ibunda Alm. Yap Yun Hap Korban Tragedi Semanggi II) bersama para kuasa hukum melayangkan gugatan untuk Jaksa Agung ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta atas pernyataan kontroversialnya di 16 Januari 2020. Apa saja hal yang bisa kita ketahui soal gugatan ini? Simak obrolan bersama Shaleh Al Ghifari dari LBH Jakarta yang merupakan salah satu kuasa hukum dari gugatan ini. Jangan lupa bagikan episode ini dengan menyebut atau menandai @aksikamisan & menambahkan tagar #MudahMudaHAM di Instagram & Twitter kita semua. Hidup Korban! Jangan Diam! LAWAN!!!
Episode yang durasinya lebih dari 1 jam ini siap didengarkan oleh kamu yang mau paham lebih lanjut soal beberapa kebijakan pemerintah, teori konspirasi sampai kelakuan warga yang bikin masa karantina kita semakin pusing. Bersama Bhagavad Sambadha dan juga Puri Kencana Putri, Jali menanyakan perspektif mereka mengenai kengacoan dalam hidup kita beberapa waktu belakangan. Silahkan didengarkan dan dibagikan ya dengan mention/tag @aksikamisan dilengkapi tagar #MudahMudaHAM Sampai jumpa di episode selanjutnya!
Untuk pengalaman mendengar lebih baik sila gunakan headset sebab kualitas audio kurang prima karena obrolan tidak dilakukan secara langsung akibat wabah korona. Selamat mendengarkan!
Ferdian Paleka menjadi sosok yg ramai diperbincangkan oleh publik Indonesia belakangan. Dirinya menjadu kontroversi sebab video prank tak manusiawi terhadap kelompok transpuan. Atas laporan korban dan desakan publik, Ferdian akhirnya ditangkap dan ditahan di Polres Bandung. Namun, tak berhenti di situ, Ferdian diketahui mendapatkan perundungan dan tindak kekerasan lewat sejumlah video dengan latar tahanan yang beredar di media sosial. Warganet kembali bereaksi, ada 2 arus besar dalam menyikapi hal tersebut. Sejumlah aktivis dan organisasi HAM justru "membela" Ferdian untuk konteks kekerasan yg ia alami. Salah satunya oleh Indonesia Justice Research Society (IJRS) yg menjadi teman ngobrol di #MudahMudaHAM episode ke-15 ini, diwakili oleh sang Direktur Eksekutif, Dio Ashar Wicaksana. Apa alasan Ferdian perlu dibela? Apa saja unsur keadilan dan HAM yg bisa kita pelajari dari kasus ini? Selengkapnya silahkan dengar di episode ini! Jangan lupa juga untuk share konten ini dengan tag @aksikamisan dan tagar #MudahMudaHAM. Hidup Korban! Jangan Diam! LAWAN!!!
8 Mei 1993 publik dikagetkan dengan kematian seseorang yg begitu tragis. Setelah hilang 3 hari, jasad korban ditemukan dengan data forensik yang menyeramkan. Diduga ada pengeroyokan hingga pemerkosaan kepada korban sebab ada kerusakan di area alat kelamin dan juga tulang panggul korban. Jasad itu atas nama Marsinah, seorang buruh perempuan yang pasang badan untuk memperjuangkan hak kelas pekerja akan penghidupan yang layak serta setara di mata pengusaha dan juga penguasa. Kini, setelah 27 tahun proses hukum hanya sanggup menyelenggarakan pengadilan tanpa akuntabilitas, yang terseret ke meja hijau hanya mereka yang dianggap sebagai kambing hitam. Pelaku sebenarnya yang diduga datang dari unsur aparat yang begitu kuat di masa Orde Baru tak pernah ada momen pertanggungjawabannya.
.
Marsinah menjadi salah satu sosok penting bagi perjuangan keadilan bagi masyarakat Indonesia. Bersama Munir dan Wiji Thukul, dirinya kerap menjadi simbol dan masih jadi alat penyambung jalannya perjuangan. Hidup kelas pekerja hari ini begitu dipengaruhi oleh keteladanan akan dirinya. Salah satunya mempengaruhi diri seorang Jumisih. Seorang buruh yang kemudian menjadi aktivis isu ketenagakerjaan dan kini tengah belajar di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera dengan Beasiswa Munir Said Thalib untuk membantu upaya advokasi diri bersama kawan-kawannya di serikat dan para pekerja Indonesia secara keseluruhan.
.
Simak penuturan sejarah dan hikmah dari tragedi yang merenggut kehidupan seorang Marsinah. Simak juga ungkapan berbagai problema isu ketenagakerjaan kekinian sebab adanya pandemi korona dan juga permasalahan di seputar buruh perempuan soal identitas dan juga maternitas.
.
Di akhir ada penampilan Renie Aryandanie yang menyanyikan lagu Marsinah karya Marjinal.
Memasuki dasawarsa baru yakni 2020, dunia dihebohkan dengan penyebaran wabah mematikan bernama Covid-19 atau lebih dikenal dengan Korona. Tapi tidak dengan Indonesia, sikap abai bahkan cenderung menyepelekan ditunjukkan dengan ragam pertanyaan hingga kebijakan yang ditempuh oleh beberapa pejabat Negara. Alhasil, Indonesia gagap dan gagal dalam menanggulangi pandemi ini, bahkan Indonesia memiliki tingkat kematian yang tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Pada pertengahan Maret 2020 lah akhirnya Indonesia melaporkan kasus pertama dan akhirnya membuat kehidupan kita semua banyak berubah. Akhirnya kini Negara meminta kita untuk beraktivitas dari rumah saja guna mengurangi penyebaran virus yang begitu meresahkan ini. Namun sejumlah kebijakan mengenai penanggulangan isu ini juga masih terus menjadi kontroversi.
Bagaimana virus korona bisa begitu berbahaya dan harus kita cegah penyebarannya? Apa kaitan isu Korona ini dengan isu hak asasi manusia? Apa saja yang bisa kita cermati dari situasi ini? Bagaimana kita sebagai warga bisa saling bahu-membahu menyelesaikan persoalan ini? Serta apa desakan kita bagi Negara untuk segera ditindaklanjuti?
Simak dan dengarkan obrolan di episode ke-13 (yang direkam melalui telpon daring) #MudahMudaHAM bersama Irma Hidayana, Doktor Ilmu Kesehatan dan Perilaku Univeritas Columbia yang juga merupakan personil dari Efek Rumah Kaca dan bagian dari Kios Ojo Keos. Mba Irma banyak membahas Negara dan komunikasi resiko kesehatan publik yang sayangnya tidak dianggap serius dan ditempuh oleh Negara dalam menanggulangi wabah korona ini.
Silahkan follow @nggirma, @sebelahmata_erk & @kiosojokeos untuk bisa berkomunikasi lebih lanjut dengan Mba Irma dkk.
Jangan lupa dishare ya episode dan podcast ini ke kanal medsos kita semua.
Hidup Korban! Jangan Diam! LAWAN!!!
Rara Sekar, sebagaimana yang telah kita tahu merupakan seorang musisi yang karya-karyanya sempat melejit bersama duo kesayangan penuh kenangan bagi kita semua, Banda Neira. Ekspresi dan partisipasi mengenai kemanusiaan menjadi salah satu identitas lain yang melekat bagi diri Rara. Di episode ini, kita akan mendengarkan alasan dan hal-hal seru di balik pilihan-pilihan hidupnya, seperti keteribatannya di SINDIKASI, Arkademy Project, #RaraBenHomeGarden dan pengalamannya selama di Selandia Baru beberapa tahun lalu.
Podcast ini merupakan cuplikan dari Diskusi dan Peluncuran Program Kursun Online HAM (KOLAM) oleh Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera yang bekerjasama dengan Aksi Kamisan di Tjikini Lima, Jakarta Pusat pada 30 Januari 2020.
Terima kasih bagi kamu yang sudah mau berkunjung dan mendengarkan. Jika berkenan, kamu bisa juga menyebarkan podcast ini ke berbagai media sosial yang kamu gunakan dengan menandai @aksikamisan dilengkapi tagar #MudaMudaHAM
Silahkan ikuti @rarasekar dan dengarkan juga podcastnya bersama Ben di #BenangMerahPodcast
Silahkan ikuti juga media sosial Kampusnya para Pembaru Hukum STHI Jentera, @jenteralawschool di Instagram dan @jentera di Twitter atau kunjungi situsnya di http://jentera.ac.id untuk informasi rekrutmen mahasiswa, terdapat jalur masuk beasiswa lho bagi kamu yang aktif dalam aktivisme di Indonesia.
Mulai episode ini juga, #MudahMudaHAM memakai logo baru hasil karya seniman grafis @docallisme (silahkan ikuti juga di Instagram)
Stay safe dari wabah Korona!
Hidup Korban! Jangan Diam! LAWAN!!!
Jaksa Agung, ST Burhanudin mengeluarkan pernyataan kontroversial tepat di aksi peringatan #13TahunKamisan. Ia menyatakan bahwa berdasarkan rapat paripurna DPR RI di tahun 2001 bahwa Tragedi Semanggi 1 dan 2 bukanlah kasus HAM berat. Apa latar belakang dirinya berani menyampaikan hal itu? Masihkah ada asa di balik sikap sang jaksa?
Jali dan Dimas Bagus Arya (KontraS) membahas itu semua. Silahkan dengarkan dan bagikan obrolan ini ya. Hidup Korban! Jangan Diam! LAWAN!
#MudahMudaHAM diproduksi oleh @aksikamisan dan @sorgemagz
Siapa Wawan?
Pesan apa yang ingin ia sampaikan?
Mari luangkan waktu sejenak untuk mendengarkan apa yang Wawan suarakan!
ps: pesan suara Wawan ini bersifat imajiner dalam rangka menyebarluaskan pengetahuan akan Tragedi Semanggi 1 13 November 1998
#MudahMudaHAM diproduksi oleh @aksikamisan dan @sorgemagz
Your feedback is valuable to us. Should you encounter any bugs, glitches, lack of functionality or other problems, please email us on [email protected] or join Moon.FM Telegram Group where you can talk directly to the dev team who are happy to answer any queries.