Halo, perkenalkan kami adalah Ben Laksana dan Rara Sekar. Selamat datang di podcast Benang Merah! Benang merah adalah ruang diskusi alternatif dan progresif yang membahas dan menjelajahi gagasan, pengalaman, dan fenomena sosial yang ada di masyarakat hari ini. Kami tertarik dengan pengalaman keseharian dan bagaimana pengalaman-pengalaman tersebut membentuk dan dibentuk oleh masyarakat. Di sini, kami mengundang teman-teman, kerabat, kenalan, idola dan pakar-pakar dengan beragam latar belakang untuk memperkaya diskusi kami. Selamat mendengarkan Benang Merah! [email protected]
Kembali lagi dalam episode tahunan #BenangMerahPodcast! Kali ini kami merefleksikan tahun 2023 termasuk perpindahan kami ke Selandia Baru. Mengabarkan dari hutan kota di Pōneke/Wellington, selamat menonton/mendengarkan episode kali ini. Selamat tahun baru! Semoga tahun 2024 lebih baik untuk kita semua.
Salam,
Ben & Rara
Ep. 19 - Benang Merah x Project M: Pariwisata Kini dan Konsekuensinya Untuk Masyarakat Lokal dan Adat
Baru saja kita melalui masa-masanya liburan, vakansi, “healing”, perjalanan, wisata, apapun istilah yang digunakan. Di episode kali ini yang benar-benar spesial, #BenangMerahPodcast bekerja sama dengan @projectm_org untuk mengangkat tema soal pariwisata, masyarakat adat dan pertemuan-pertemuannya dengan isu-isu sosial-ekonomi-budaya lainnya.
Bersama Sarani Pitor Pakan, dosen dan peneliti pariwisata, kami membahas lapisan-lapisan yang terkandung di dalam sebuah perjalanan termasuk perjalanan wisata. Di Bali, kami bertemu @wayankaung pelaku pariwisata dan @indra.pram peneliti dan dosen, untuk berdiskusi soal seluk-beluk pariwisata hari ini dan konsekuensinya untuk adat dan alam di Bali. Lalu kami menutup episode kali ini dengan perbincangan seru bersama Kak @liangogali dari Poso: tentang pariwisata, kolonialisme, isu perempuan dan bagaimana lewat sebuah festival yang dikelola warga—Festival Mosintuwu, masyarakat bisa menarasikan kembali budaya dan identitas kulturalnya yang selama ini terenggut.
Terima kasih sekali lagi untuk Project M atas dukungannya untuk episode kolaborasi ini. Selamat mendengarkan!
Salam,
Ben & Rara
Ep. 18 - Ben & Rara: 2022
#BenangMerahPodcast memang sporadis, tapi satu hal yang pasti, refleksi tahunan mungkin adalah satu-satunya janji yang bisa kami tepati! Berikut refleksi tahunan kami untuk tahun 2022. Seperti biasa, selain melihat pencapaian juga kegagalan setahun belakang, ada juga referensi buku, film, atau karya lainnya yang berkesan buat kami, juga harapan untuk tahun 2023: tahun yang sangat penting untuk kami. Selamat mendengarkan di Spotify, Apple Podcast, Anchor, dll dan menonton di kanal Youtube kami: youtube.com/benangmerahpodcast!
Salam,
Ben & Rara
Halo. Benang Merah Podcast belum meninggal! Setelah 7 bulan, kami hadir dengan episode baru bersama Arif Novianto, seorang peneliti Muda di Institute of Governance and Public Affairs (IGPA), Magister Administrasi Publik, Fisipol, Universitas Gadjah Mada yang belakangan giat mengkaji dan menulis tentang kesejahteraan dan kondisi kerja para pengemudi ojek online.
Episode ini berangkat dari pertanyaan-pertanyaan kami sebagai warga yang kini hidupnya juga begitu bergantung pada pengemudi ojek online. Selain cerita-cerita mengharukan dari para pengemudi online di Instagram, TikTok sampai Twitter do your magic, tak jarang juga kami mendengar keluh kesah para pengemudi ojek online tentang semakin sulitnya kondisi kerja mereka hari ini. Dari penelitian Arif, selama dua tahun terakhir, ada sekitar 71 aksi protes yang melibatkan lebih dari 132.000 pengemudi ojek online di seluruh Indonesia. Apa yang sebenarnya disuarakan oleh para pengemudi ojek online melalui aksi protesnya? Bagaimana kondisi dan relasi kerja mereka sebagai ‘mitra’ (bukan ‘pekerja’) dan apa yang dihilangkan dari hak-hak pekerja dalam sebuah kemitraan yang semu? Lalu, bagaimana sebenarnya algoritma platform bekerja dan bagaimana pula para pengemudi ojek online menyiasati sistem kontrol kerja oleh algoritma? Adakah model ekonomi berbasis platform alternatif yang lebih adil yang bisa menjadi cikal bakal harapan ke depannya atau kita akan terjebak di dalam sistem ekonomi yang eksploitatif selamanya?
Mantap. Bukan Benang Merah kalau ga depresif.
Selamat menonton di Youtube untuk versi videonya, dan selamat mendengarkan di Spotify, Apple Podcast, dll untuk versi audionya
Bulan Januari lalu, kami berkesempatan menjalankan program residensi di Kapan, Mollo, Timor Tengah Selatan, untuk belajar bersama komunitas Lakoat.Kujawas. Selama residensi, kami membantu kerja teman-teman Lakoat.Kujawas mengarsipkan pangan lokal dan perjalanan mereka menghidupkan kembali pengetahuan adat orang Mollo.
Di ujung masa residensi, kami merekam diskusi seru kami bersama dua perwakilan dari Lakoat.Kujawas, Kak Dicky Senda (@dicky.senda) dan Mama Fun (@marlindanau) (dengan binatang tamu, Mok!), membahas pengalaman serta pengamatan kami selama belajar bersama dan bertukar pengetahuan di Mollo. Tak hanya membahas pentingnya keberadaan komunitas yang merawat semangat kolektif dan pendidikan kontekstual seperti Lakoat.Kujawas di tengah masyarakat, kami juga membicarakan dampak dari kehilangan identitas sebagai masyarakat adat di tengah arus perubahan, hubungan kolonialisme, feodalisme juga individualisme dengan perubahan yang terjadi pada pengetahuan adat, dan tentang menemukan kembali keterhubungan kita sebagai manusia dengan alam dan sesama dengan mengembalikan cerita, ruang-ruang budaya serta semangat untuk merawat kehidupan secara bersama-sama.
Terima kasih banyak @lakoat.kujawas untuk pengalaman residensi serta diskusi (hampir setiap malamnya) yang begitu berkesan. Semoga kehadiran kami di sana berkenan di hati teman-teman.
Selamat menonton atau mendengarkan episode terbaru Benang Merah! Setelah video ini, akan ada video spesial (di Youtube Benang Merah) di mana kami mengikuti Mama Fun dan Mama Nela memanen sayuran dari kebun, dan memasak resep-resep lokal khas Mollo. Nantikan!
Salam,
Ben & Rara
Ep. 15 - Ben & Rara: 2021
Di tahun 2022, #BenangMerahPodcast sesekali akan menjadi #BenangMerahVodcast! Kami dedikasikan episode pertama di tahun 2022 ini untuk pendengar setia Benang Merah yang masih bersama kami sejak tahun 2019. Terima kasih banyak.
Di episode kali ini, tidak ada narasumber tamu, isinya cuma kami, Ben & Rara, berbagi hal-hal yang mungkin jarang (atau udah sering ya?) kami bagikan ke teman-teman selama ini. Khususnya, di episode ini kami mencoba merenungi tahun 2021: tentang pandemi, hal apa saja yang telah kami dapatkan/harus lepaskan, juga ada rekomendasi buku/film/karya yang menemani kami selama 2021. Tidak ada yang terlalu spesial sebenarnya di episode ini, mungkin tidak menginspirasi, tidak memberikan pengetahuan yang baru, apalagi memberikan ketenangan batin. Cuma sekadar berbagi cerita dan begitu banyak pertanyaan-pertanyaan tentang hidup, sebagai Ben & Rara.
Selamat tahun baru, teman-teman!
Tonton videonya di: bit.ly/BenangMerahEp15
Selamat Natal dari #BenangMerahPodcast! Masih dalam suasana Natal, kami mempersembahkan episode terbaru Benang Merah bersama Daniel Sihombing, Supply Minister/Pendeta di Uniting Church, Synod of Victoria and Tasmania, Australia juga co-editor IndoProgress.
Setelah sebelumnya membahas hubungan Islam dengan isu-isu sosial & ekologi, Buddhisme dengan aktivisme, rasanya kurang afdol jika kita tidak mempelajari lebih jauh bagaimana perspektif Kristen Protestan mengenai keadilan sosial. Bagaimana gereja bisa menjadi ruang diskursus untuk perubahan sosial? Apa saja contoh-contohnya dalam sejarah? Apakah kita bisa membaca alkitab secara dialektis? Seperti apa bentuknya? Lalu, apakah mungkin memaknai hari Natal sebagai kisah yang subversif? Begitu banyak pertanyaan yang coba dikupas dengan tenang oleh Daniel, yang pada akhirnya membawa kita pada lebih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan tentang kemungkinan-kemungkinan baru tentang relasi agama dan aktivisme.
Referensi tambahan:
Kumpulan khotbah Daniel: https://danielsihombing.com/
Teolog-Teolog Protestan di Persimpangan Kiri Jalan - Daniel Sihombing untuk Tirto.id
Atheism in Christianity - Ernst Bloch
Selamat Natal dan tahun baru, teman-teman!
Salam,
Ben & Rara
Tidak perlu mencari terlalu jauh untuk memahami betapa cacatnya sistem ekonomi kita hari ini. Sistem yang digadang-gadang akan meneteskan kesejahteraan secara merata dari atas ke bawah nyatanya lebih sering melanggengkan kesenjangan antara pekerja dan pemberi kerja. Tentu sebagai pekerja, co-worker, “mitra”, apapun istilahnya, kita semua lelah. Apa ada alternatifnya? Jika melawan fasisme kita perlu demokrasi politik, bagaimana dengan demokrasi ekonomi sebagai alternatif terhadap sistem ekonomi hari ini? Apa yang dimaksud demokrasi ekonomi? Apa itu sebenarnya koperasi dan bagaimana membedakan koperasi dengan sistem ekonomi non-koperasi? Apakah ada contoh-contoh koperasi gaya baru yang berhasil hari ini? Koperasi pekerja seni, koperas tani muda, koperasi platform untuk fotografer, Mondragon?
Kami membahas topik penting dan seru ini secara lebih mendalam di episode ke-13 #BenangMerahPodcast bersama Bima dan Sena dari @334455.demeko. Sekaligus dalam rangka menyambut Festival Demokrasi Ekonomi yang akan berlangsung pada tanggal 10-12 Juli 2021! Selamat mendengarkan. Jaga kesehatan, teman-teman.
Apakah teknologi itu benar-benar netral?
Pertanyaan ini adalah salah satu dari begitu banyak pertanyaan yang sering kami diskusikan merespons ketergantungan kita pada teknologi di setiap lini kehidupan saat ini: sebagai manusia, warga negara, dan pekerja. Namun, apa saja sebenarnya konsekuensi dari realitas ini? Seberapa amankah data kita sebagai warganet yang begitu aktif di media sosial? Untuk membahas pertanyaan ini lebih lanjut, kami ngobrol dengan seorang kawan baik, Kathleen Azali (@kathleen azali), yang juga seorang aktivis-peneliti dengan ketertarikan yang mendalam pada interseksi isu teknologi, infrastruktur, dan ekonomi politik salah satunya isu pekerja di ‘gig economy’.
Bersama Kat, yang adalah pendiri PERIN+1S (Pendidikan Rangkai Informasi & Teknologi Swadaya), C20 Library dan Digital Rights Program Manager di EngageMedia, kami juga diskusi banyak tentang pentingnya memahami kuasa di balik teknologi ketika membicarakan dalam konteks kerja, pekerja yang daya tawarnya justru semakin dilemahkan dengan adanya teknologi, dan sejauh apa teknologi digunakan untuk alat pengawasan pekerja dan warga negara dibandingkan untuk emansipasi & perubahan sosial?
Berikut ada beberapa referensi tambahan tentang keamanan digital:
https://perint1s.github.io/p3k/docs/tech/keamanan-digital/
https://coconet.social/digital-hygiene-safety-security-indonesia
https://gitlab.com/digisea/indonesia
Selamat mendengarkan #BenangMerahPodcast!
Ben & Rara
Akhirnya! Episode baru #BenangMerahPodcast menyambut ulang tahun kedua Benang Merah Podcast yang jatuh pada tanggal 21 Maret 2021 (2 tahun 11 episode, sebuah niat dalam bersiniar, selamat ulang tahun~). Di episode kali ini, kami berbincang dengan pengkaji filsafat Timur, penulis dan penyunting, Stanley Khu yang juga aktif di Toko Mimamsa, tentang topik yang sangat dekat dengan kami berdua: Buddhism, Spiritualitas dan Aktivisme.
Jika di episode 6 kami membahas tentang peran agama Islam dalam melawan ketidakadilan, di episode ini kami banyak membahas bagaimana peran Buddhism, termasuk nilai-nilai dan ritual dalam Buddhism yang ‘terpisah’ dari akar agamanya dan menjadi nilai-nilai dan ritual universal ‘sekuler’ yang diimani masyarakat modern hari ini, dan relasinya dengan aktivisme juga pasifisme dalam mengupayakan perubahan sosial.
Selamat mendengarkan!
Salam,
Ben & Rara
Ternyata tidak perlu mencari terlalu jauh untuk bisa mengintip hal-hal yang terjadi pada 1965 dan rentetan peristiwa kekerasan yang terjadi setelahnya. Di episode ke-10 #BenangMerahPodcast yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 2020 ini, kami meminjam ‘kacamata’ serta pengalaman Tante Didien (Budhisatwati Kusni), seorang sahabat keluarga yang juga penyintas 1965, untuk memahami sejarah 1965 melalui sejarah personalnya dan cerita-cerita keseharian yang dialami oleh Tante Didien. Kami ngobrol panjang tentang masa kecilnya bersekolah di Taman Siswa di Yogyakarta dan pengalamannya berkesenian sejak kecil yang begitu mengisi batin. Tentang semangat zaman di eranya untuk melawan feodalisme yang begitu mengakar sewaktu aktif di IPPI (Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia) dan Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Tentang cerita petani-petani yang dipersenjatai dengan pendidikan dan pengetahuan akan hak-haknya dan bagaimana mereka mampu menganalisis permasalahan sosial di sekitar mereka. Tentang kekacauan, kekerasan, kekejaman, dan ketidakadilan yang menyeret begitu banyak korban—salah satunya bapak dari Tante Didien yang ditangkap dan diasingkan sampai 3x. Tentang mencari kehidupan baru, menjadi eksil, dan membangun restoran berbasis koperasi yang dimiliki pekerja di Paris yang juga menjadi pusat para aktivis berkolektif, bersolidaritas dan berkonsolidasi untuk menggulingkan Orde Baru: Restoran Indonesia. Tentang menjadi keluarga dalam sejarah, dan pentingnya memahami sejarah melampaui narasi tunggal dari pemerintah. Tentang sebuah maaf, tentang waktu dan harapan akan sebuah perubahan di masa yang akan datang.
Selamat mendengarkan.
Your feedback is valuable to us. Should you encounter any bugs, glitches, lack of functionality or other problems, please email us on [email protected] or join Moon.FM Telegram Group where you can talk directly to the dev team who are happy to answer any queries.