Seorang pencerita amatir kapitalis yang tidak bisa berbahasa sukunya sendiri. Manusia yang suka membiarkan dirinya menikmati nalar dan nuraninya berseteru sebagai teman dalam hidupnya karena menurutnya hidup sendiri itu sebuah omong kosong, karena selalu ada nalar dan nurani yang setia menemani.
Baik itu saya maupun kamu pasti berkeinginan untuk menjaga citra, agar masyarakat dapat melihatmu dengan baik. Terutama bagi kamu yang perempuan, terjebak oleh citra yang tak tahu diciptakan oleh siapa tapi mau tak mau harus menjaganya dan tak bisa mengelak dari hadirnya citra itu sendiri. Tapi selalu saja ada pilihan menolak terhadap citra yang tak tahu ciptaan siapa. Di episode kali ini, saya ditemani dua perempuan  berdiskusi tentang citra perempuan dan bagaimana ruwetnya menjadi perempuan yang hidup dalam suatu tatanan yang diciptakan orang lain.
Tidak ada satu orang pun dari kita yang bisa menghapus kenangan. Setiap dari kita juga pasti punya kenangan
buruk, tapi kalau terus memikirkan kenangan buruk itu rasanya terlalu membuang waktu. Padahal kita juga punya
kenangan baik yang seharusnya bisa kita recall untuk membasmi kenangan buruk tadi dan kita mempunyai pilihan
untuk me-recall kenangan baik untuk membasmi kenangan buruk atau tetap diam menikmati kenangan buruk. Kalau
sudah memilih me-recall kenangan baik pasti kita punya kenangan-kenangan yang favorit, kenangan-kenangan yang
memorable dengan siapapun, lebih baik itu yang selalu diingat. Mungkin bila kenangan buruk terlalu mendominasi
ada baiknya kenangan buruk itu kita tertawakan saja, biar dia kalah, biarkan dia jadi tawa.
Hubungan tanpa status berjalan selama 2 tahun harus sirna karena seseorang yang tak pernah ditemui, hanya sebatas nyaman di obrolan digital saja. Rasa percaya membuatnya terjebak selama 2 tahun hingga pertemuan dengan orang tuanya juga sudah diselenggarakan tapi sayang waktu tetap mengatakan tidak.
Keluh kesah ditengah perjalanan hubungannya yang sudah 7 tahun harus usai karena sebuah kata bosan. Di setiap lini media sosial ia bergalau ria atas hubungannya, tapi di lain sisi ia makin rajin mutualan di twitter bareng perempuan-perempuan berparas cantik dan rajin bertegetur sapa dengan mereka padahal sangat kontradiktif sekali bila dikatakan sedang patah hati.
 Jangan baca judulnya pake nadanya Doraemon ya. Teman, adik angkatan dikampus lebih tepatnya. Diumurnya yang masih 21 tahun sepeninggalan eyangnya dia memberanikan diri untuk hidup lebih dewasa dengan mencari seseorang untuk diajak berkomitmen dengannya. Dapatlah seorang wanita yang menjadi tujuan akhirnya, teman sewaktu sekolahnya dulu. Karena merasa tidak perlu berpacaran doi langsung memberanikan diri membelikan cincin sebagai tanda komitmen dengan wanitanya tersebut. Tapi sayang sungguh sayang, tak sesuai ekspektasinya.
Terkadang kita tidak tahu bagaimana latar belakang dari seseorang yang sedang mendekati kita. Begitu juga dengan cara-caranya, karena setiap manusia pasti memiliki cara yang berbeda-beda. Kali ini, seorang teman di Medan menceritakan kisah pdktnya yang mistis dari seorang teman kecilnya.
Mungkin kalian juga pasti setuju bahwa pernikahan bukanlah hal yang sederhana, kalau pernikahan itu sederhana pasti enak ada rendang, ada paru, ada kikil dan sebagainya. Oke kita skip kalau ga lucu. Berbicara pernikahan ada banyak hal yang perlu dipersiapkan terutama mental, soal biaya aku percaya rejeki Tuhan itu selalu ada kalau kita mau mencarinya. Tinggal mental bagaimana membangunnya untuk siap berkomitmen penuh atas sebuah hubungan yang sekali seumur hidup, kecuali kalau ntar emang niat nambah. Dalam persiapan pernikahan juga banyak perasaan yang kita jaga selain perasaan kita sendiri dan pasangan, perasaan orang tua kita masing-masing dan perasaan tetangga kanan-kiri yang siap memberikan komentar pedas atas ekspektasinya terhadap pernikahan dia, padahal dia bukan siapa-siapa. Tapi yang terpenting dari pernikahan adalah kembali bertanya pada diri sendiri apa tujuan dari pernikahan yang akan kamu jalani.
Maafkan untuk kesalahan penyebutan edisi yang seharusnya edisi 10, namanya juga manusia mahluk yang suka bersalah.
Perempuan yang memiliki paras rupawan biasanya setengah dari masalah hidupnya selesai karena terbantu oleh paras yang dimilikinya, sehingga ada saja manusia-manusia yang siap membantunya dibelakang. Dan terkadang ada saja manusia-manusia yang merasa punya hak lebih untuk mengontrol hidup kita sesuai dengan keinginan dia padahal posisinya dia bukan siapa-siapa, masih belum menjadi siapa-siapa tapi sudah mengatur ini-itu.
Setelah mendengarkan edisi Toxic Relationship sebelumnya, seorang teman satu angkatan di kampus ingin ikut menceritakan bagaimana toxic relationship yang ia alami bersama mantannya dulu yang sempat meninggalkannya waktu lagi sayang-sayangnya. Obrolan merembet kemana-mana mulai dari pasangan suami-istri hingga kesehatan mental.
Music: Artificial Music
Your feedback is valuable to us. Should you encounter any bugs, glitches, lack of functionality or other problems, please email us on [email protected] or join Moon.FM Telegram Group where you can talk directly to the dev team who are happy to answer any queries.